Bentuk-Bentuk Pikiran Jahat Setan
Banyak cara yang dilancarkan setan dalam menghembuskan was-was (pikiran jahatnya) kepada bani Adam. Di antaranya dapat dicontohkan sebagai berikut.
1. Setan menghiasi kemaksiatan.
Setan menghiasi kemaksiatan dengan hiasan-hiasan indah, sehingga kemaksiatan tersebut tidak nampak lagi sebagai kemaksiatan di mata manusia. Seperti perkataannya kepada Adam Alaihissallam dan isterinya dalam dua ayat di atas, ternyata merupakan tipuan berhias nasihat. Begitu pula ketika menghiasi perbuatan kaum musyrikin pada perang Badar. Allah Subhanhu wa Ta'ala mengisahkan: وَلاَ تَكُونُوا كَالَّذِينَ خَرَجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ بَطَراً وَرِئَـاءَ النَّاسِ وَيَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللهِ، وَاللهُ بِمَا يَعْمَلوُنَ مُحِيطٌ. وَإِذْ زَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ وَقَالَ لاَ غَالِبَ لَكُمُ الْيَوْمَ مِنَ النَّاسِ وَإِنِّي جَارٌّ لَّكُمْ، فَلَمَّا تَرَاءَتِ الْفِئَتَانِ نَكَصَ عَلَى عَقِبَيْهِ وَقَالَ إِنِّي بَرِيءٌ مِّنْكْم إِنِّي أَرَى مَا لاَ تَرَونَ إِنِّي أَخَافُ اللهَ، وَاللهُ شَدِيدُ الْعِقَابِ.
"Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampungnya dengan rasa angkuh dan dengan maksud ria kepada manusia serta menghalangi (orang) dari jalan Allah. Dan (ilmu) Allah meliputi apa yang mereka kerjakan. Dan ketika setan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka dan mengatakan,"Tidak ada seorang manusiapun yang dapat menang terhadap kamu pada hari ini dan sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu," maka tatkala kedua pasukan itu telah dapat saling melihat (berhadapan), setan itu balik ke belakang seraya berkata,"Sesungguhnya saya berlepas diri daripada kamu; sesungguhnya saya dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat; sesungguhnya saya takut kepada Allah". Dan Allah sangat keras siksa-Nya". [Al-Anfâl/8:47-48].
Begitulah hiasan setan yang berisikan janji-janji palsu dan angan-angan kosong.
يَعِدُهُمْ وَيُمَنِّيهِم وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطَانُ إِلاَّ غُرُوراً
"Setan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal setan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka" [An-Nisâ': 120]
2. Setan Menakut-Nakuti Manusia.
Tatkala ada sebagian manusia tidak mempan dengan hiasan-hiasan setan, maka setan menggunakan cara lain, yaitu menakut-nakuti mereka.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
إِنَّمَا ذَلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلاَ تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُم مُؤْمِنِينَ
"Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah setan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman". [Ali Imran/3:175].[6]
Cara Melawan Bisikan Setan dalam Hati
Ketika iblis di usir oleh Allah, dia bersumpah akan menggoda manusia dari segala arah.
قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ
صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ ( ) ثُمَّ لَآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ
أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ
وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ
Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat,
saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang
lurus. Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang
mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan
mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). (QS. Al-A’raf: 16 – 17)Tak ketinggalan, godaan dalam bentuk bisikan hati untuk mengucapkan kalimat kekufuran. Ini tidak hanya terjadi pada mukmin yang awam, bahkan semacam ini terjadi pada diri para sahabat.
Syaikhul Islam mengatakan,
وكثيرا ما تعرض للمؤمن شعبة من شعب النفاق ثم يتوب الله
عليه . وقد يرد على قلبه بعض ما يوجب النفاق ويدفعه الله عنه . والمؤمن
يبتلى بوساوس الشيطان وبوساوس الكفر التي يضيق بها صدره
Seringkali muncul dalam diri orang mukmin, salah satu diantara cabang
kemunafikan, kemudian dia bertaubat kepada Allah. Terkadang terlintas
dalam hati orang mukmin, kalimat kemunafikan, dan Allah menghilangkannya
darinya. Orang mukmin diuji dengan was-was setan, bisikan kekufuran
yang membuat sempit hatinya.Kemudian Syaikhul Islam menyebutkan riwayat dari para sahabat,
كما قال الصحابة : يا رسول الله إن أحدنا ليجد في نفسه ما
لئن يخر من السماء إلى الأرض أحب إليه من أن يتكلم به فقال « ذلك صريح
الإيمان »
Sebagaimana yang diutarakan para sahabat, ‘Wahai Rasulullah, kami
terkadang menjumpai lintasan pikiran pada diri kami, andaikan kami
dijatuhkan dari langit, lebih kami sukai dari pada mengungkapkan
lintasan pikiran itu.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkomentar, “Itu bukti adanya iman.” (HR. Muslim 132, Abu Daud 5111, dan yang lainnya).
أي حصول هذا الوسواس مع هذه الكراهة العظيمة ، ودفعه عن القلب ، وهو من صريح الإيمان
“Maksudnya, munculnya bisikan semacam ini, padahal para sahabat
sangat membencinya, dan berusaha menghilangkannya dari hati mereka,
merupakan bukti adanya iman.[Kitab Al-Iman 238, dinukil dari Kitab Tauhid Dr. Sholeh Fauzan, hlm. 25]. Ulama Sepakat, ini Bukan Kekufuran
An-Nawawi dalam karyanya, Al-Azkar, mengatakan,
الخواطر وحديث النفس إذا لم يستقر ويستمر عليه صاحبه فمعفو
عنه باتفاق العلماء، لأنه لا اختيار له في وقوعه ولا طريق له إلى الانفكاك
عنه
Lintasan pikiran dan bisikan hati, jika tidak mengendap dan tidak
keterusan berada dalam diri pelakunya, hukumnya dimaafkan, dengan
sepakat ulama. Karena munculnya kejadian ini di luar pilihan darinya.
Sementara tidak ada celah baginya untuk menghindarinya.An-Nawawi melanjutkan,
وهذا هو المراد بما ثبتَ في الصحيح عن رسول الله (صلى الله
عليه وسلم) أنه قال: ” إنَّ اللَّهَ تَجَاوَزَ لأُمَّتِي ما حَدَّثَتْ
بِهِ أنْفُسَها ما لَمْ تَتَكَلَّم بِهِ أوْ تَعْمَلْ “. قال العلماء:
المراد به الخواطر التي لا تستقرّ.
Inilah makna dari hadis shahih, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إنَّ اللَّهَ تَجَاوَزَ لأُمَّتِي ما حَدَّثَتْ بِهِ أنْفُسَها ما لَمْ تَتَكَلَّم بِهِ أوْ تَعْمَلْ
Sesungguhnya Allah mengampuni untuk umatku terhadap apa yang terlintas dalam hatinya, selama tidak diucapkan atau dikerjakan. (HR. Muslim 127).Para ulama mengatakan, ‘Maksud hadis adalah lintasan pikiran yang tidak menetap dalam hati.
An-Nawawi melanjutkan,
قالوا: وسواءٌ كان ذلك الخاطِرُ غِيبة أو كفراً أو غيرَه،
فمن خطرَ له الكفرُ مجرّد خَطَرٍ من غير تعمّدٍ لتحصيله، ثم صَرفه في
الحال، فليس بكافر، ولا شئ عليه.
Para ulama mengatakan, baik bisikan itu berupa ghibah, atau
kekufuran, atau yang lainnya. Siapa yang terlintas dalam hatinya
kekufuran, dan hanya sebatas lintasan tanpa sengaja muncul, kemudian
segera dia hilangkan, maka dia tidak kafir, dan tidak bersalah
sedikitpun.[Al-Azkar An-Nawawi, hlm. 345]. Apa Yang Harus Dilakukan Jika Mengalami Lintasan Kekufuran?
Pertama, jangan sampai diucapkan atau dipraktekkan
Demikialah sikap sahabat, sebagaimana diceritakan dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa pernah datang beberapa orang menghadap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka mengatakan,
إِنَّا نَجِدُ فِي أَنْفُسِنَا مَا يَتَعَاظَمُ أَحَدُنَا
أَنْ يَتَكَلَّمَ بِه، قَالَ: «وَقَدْ وَجَدْتُمُوهُ؟» قَالُوا: نَعَمْ،
قَالَ: «ذَاكَ صَرِيحُ الْإِيمَانِ»
‘Kami menjumpai dalam diri kami lintasan yang sangat berat bagi kami
untuk mengucapkannya.’ Beliau bertanya kepada mereka, “Benar kalian
menjumpai perasaan itu?” ‘’Itu bukti adanya iman.” (HR. Muslim 132).An-Nawawi menjelaskan,
معناه: استعظامكم الكلام به هو صريح الإيمان، فإن استعظام
هذا وشدة الخوف منه ومن النطق به، فضلاً عن اعتقاده إنما يكون لمن استكمل
الإيمان استكمالاً محققاً وانتفت عنه الريبة والشكوك
Makna hadis, kalian merasa berat untuk mengucapkannya merupakan butk
adanya iman. Karena dia merasa berat mengucapkan kalimat semacam ini,
disertai perasaan sangat takut untuk mengucapkannya. Lebih-lebih dia dia
yakini. Sikap semacam ini hanya ada pada orang yang imannya kokoh dan
teruji, sehingga hilang darinya segala keraguan dan bimbang. (Syarh
Shahih Muslim, 2/154).Kedua, segera minta perlindungan kepada Allah dari godaan setan (baca ta’awudz)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَأْتِي الشَّيْطَانُ أَحَدَكُمْ فَيَقُولُ: مَنْ خَلَقَ
كَذَا، مَنْ خَلَقَ كَذَا، حَتَّى يَقُولَ: مَنْ خَلَقَ رَبَّكَ؟ فَإِذَا
بَلَغَهُ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ وَلْيَنْتَهِ
Setan mendatangi kalian dan membisikkan: ‘Siapa yang menciptakan
ini? Siapa yang menciptakan itu?’ sampai akhirnya dia membisikkan,
‘Siapa yang menciptakan Tuhanmu?’ jika sudah demikian, segeralah minta
perlindungan kepada Allah, dan berhenti (tidak memikirkannya). (HR. Bukhari 3276 dan Muslim 134) .Ketiga, jangan digubris
Barangkali inilah senjata paling ampuh untuk melawan was-was setan. Tidak mempedulikannya dan tidak menggubrisnya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَأْتِي الشَّيْطَانُ أَحَدَكُمْ فَيَقُولُ: مَنْ خَلَقَ
كَذَا، مَنْ خَلَقَ كَذَا، حَتَّى يَقُولَ: مَنْ خَلَقَ رَبَّكَ؟ فَإِذَا
بَلَغَهُ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ وَلْيَنْتَهِ
Setan mendatangi kalian dan membisikkan: ‘Siapa yang menciptakan
ini? Siapa yang menciptakan itu?’ sampai akhirnya dia membisikkan,
‘Siapa yang menciptakan Tuhanmu?’ jika sudah demikian, segeralah minta
perlindungan kepada Allah, dan berhenti (tidak memikirkannya). (HR. Bukhari 3276 dan Muslim 134) .Al-Hafidz Ibnu Hajar menjelaskan,
أي عن الاسترسال معه في ذلك، بل يلجأ إلى الله في دفعه
ويعلم أنه يريد إفساد دينه وعقله بهذه الوسوسة، فينبغي أن يجتهد في دفعها
بالاشتغال بغيرها
“Maksudnya, berhenti tidak terus menerus memikirkan lintasan pikiran
itu. Namun dia pasrahkan kepada Allah untuk menghilangkannya. Dan dia
sadari bahwa setan hendak merusak agama dan pikirannya dengan bisikan
semacam ini. sehingga selayaknya dia berusaha menghilangkannya dengan
menyibukkan diri memikirkan yang lainnya. (Fathul Bari, 6/340)An-Nawawi juga memberikan penjelasan yang semakna,
معناه الإعراض عن هذا الخاطر الباطل والالتجاء إلى الله تعالى في إذهابه
Maknanya, berpaling, tidak gubris dengan lintasan pikiran yang batil ini, dan pasrah kepada Allah untuk menghilangkannya.Selanjutnya, An-Nawawi membawakan nasehat, dengan mengutip keterangan Al-Maziri,
قال الإمام المازري رحمه الله ظاهر الحديث أنه صلى الله
عليه وسلم أمرهم أن يدفعوا الخواطر بالإعراض عنها والرد لها من غير استدلال
ولا نظر في إبطالها
Al-Imam Al-Maziri rahimahullah mengatakan,“Zahir hadis menunjukkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan mereka untuk menghilangkan lintasan pikiran itu dengan berpaling dan tidak digubris, tanpa mencari-cari dalil atau merenungkan bantahan untuk menilai salahnya lintasan itu.”
Dan benar apa beliau nasehatkan. Lintasan kekufuran semacam ini hanya permainan setan, sehingga buat apa menghabiskan waktu dengan mencari dalil atau ayat Al-Quran atau hadis untuk membantahnya. Lebih dari itu, ini bukan termasuk kekufuran, sehingga tidak perlu terlalu dipikirkan.
Pikiran setan adalah pikiran yang melintasa dalam otak dan selalu membawa kita kedalam suatu hal yang tidak diridhai oleh Allah, sedangkan kata hati adalah kata pikira yang selalu membawa kita kedalam perbuatan yang baik atau diridhai oleh Allah
Nasehat yang dapat kita lakukan ;
1- Berlindung kepada Allah dan menghentikan sama sekali persangkaan-persangkaan tersebut sebagaimana diperintahkan Nabi shallallahu alaihi wa sallam.
2- Berzikir kepada Allah dan mengendalikan jiwa agar tidak terus menerus dalam keragu-raguan.
3- Konsentrasi dan sungguh-sungguh dalam ibadah serta beramal untuk menunaikan perintah Allah dan mencari ridhanya. Kapan saja ibadah dilaksanakan dengan fokus, khusyu, dan nyata, maka hal itu akan mengalihkan kita dari bisikan keraguan insya Allah.
4- Banyak berlindung dan berdoa kepada Allah agar anda diberikan keselamatan dalam masalah ini.
Saya mohon kepada Allah Ta'ala semoga anda diberikan keselamatan dari segala keburukan.
No comments:
Post a Comment